kjr 127

Selamat datang di blog dendi iskandar”

Selasa, 13 Desember 2011

dasar-dasar pendidikan jasmani


BAB I
PENDIDIKAN JASMANI & OLAHRAGA


Pengantar :
Penting sekali untuk dipahami secara mendalam bahwa pendidikan jasmani dan olahraga sangatlah berbeda. Masih banyak terjadi kekeliruan dan penyamarataan pemahaman tersebut di kalangan masyarakat luas, bahkan pada insan olahraga, khususnya para guru pendidikan jasmnai. Sebagai calon pendidik, khususnya sebagai calon guru pendidikan jasmani, sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa FIK untuk memahami secara mendalam tentang pengertian pendidikan jasmani dan olahraga yang sangat berbeda, sebab apabila terjadi kesalahan konsep maka yang akan terjadi di sekolah adalah pendidikan olahraga, bukannya pendidikan jasmani, sehingga secara keras dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani tidak berhasil dijalankan oleh guru pendidikan jasmani.

A. Pengertian Pendidikan
            Menurut Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 dijelaskan bahwa  pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya di masa datang. Hal ini berarti pendidikan dapat memberikan modal berupa kemampuan baik secara fisik maupun pikiran bagi manusia untuk menyelesaikan dan mengarungi tantangan kehidupan pada masa mendatang. 
B. Pengertian Pendidikan Jasmani
      Secara umum dan mudah dapat dikatakan bahwa pengertian pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas gerak / fisik / jasmani. Jadi pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan, hanya saja media yang dipilih adalah melalui aktivitas gerak / fisik / jasmani, sehingga dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan kepanjangan tangan dari pendidikan itu sendiri.



C. Pengertian Olahraga
      Olahraga berasal dari kata Sport yang arti aslinya adalah bersenang-senang. Hal ini terwujud dalam bentuk permainan yang kompetitif / penuh persaingan. Disanalah bentuk dari maksud kata bersenang-senang. Menurut International Council of Sport and Phisical Education (ICSPE) olahraga adalah kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan baik dengan diri sendiri, orang lain, ataupun alam. Didalamnya terdapat pertandingan ataupun perlombaan.
D. Perbandingan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Telah banyak diketahui bahwa masih banyak kesalahan persepsi tentang pendidikan jasmani dan olahraga. Ada yang beranggapan bahwa pendidikan jasmani sama dengan olahraga. Apakah anda setuju ??? Bila anda menganggukkan kepala berarti anda harus belajar memahami perbandingan jasmani dan olahraga secara lebih mendalam lagi, karena anda memilih jawaban yang salah. Pendidikan jasmani berbeda dengan olahraga. Berikut akan ditinjau lebih dalam tentang perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga, yaitu :
1. Aspek Aktivitas
Aktivitas pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan, sedangkan olahraga terbatas pada aktivitas olahraga itu sendiri. Selain aktivitas ritmik, aquatik, outbound, permainan dan aktivitas pengembangan tubuh maka aktivitas olahraga merupakan  salah satu bentuk dari aktivitas pendidikan jasmani. Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup aktivitas pendidikan jasmani lebih luas dan beragam daripada aktivitas olahraga.
2. Aspek Pusat Materi (Konsentrasi Utama)
Maksud dari kata pusat materi adalah fokus / konsentrasi utama dari aktivitas. Secara mudah dapat dijelaskan dengan “ Apa yang diinginkan melalui aktivitas ini ? ”. Pusat materi  pada pada olahraga adalah bagaimana agar seseorang tersebut mampu memahami dan mempraktekkan teknik – teknik cabang olahraga secara benar dan tepat untuk mencapai tujuan olahraga. Jadi pada olahraga, mau tidak mau harus dapat melakukan teknik-teknik olahraga tersebut. Apabila ia belum mampu, maka  ia harus berlatih meningkatkan teknik yang dimilikinya. Sebagai contoh : Target waktu lari 100 M putra adalah dibawah 10 detik, maka mau tidak mau seseorang tersebut harus terus dan terus berlatih untuk dapat berlari sprint 100 M dengan catatan waktu dibawah 10 detik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pusat materi pada olahraga adalah olahraga itu sendiri.
Pada pendidikan jasmani pusat materi adalah siswa. Sebagai contoh : siswa diajarkan lari sprint 100 Meter. Apabila siswa - siswa  tersebut tidak dapat menempuh lari sprint dalam tempo kurang dari 10 detik, maka hal ini bukanlah masalah yang besar, karena bukan merupakan tuntutan olahraga. Hal ini tergantung dari apa yang ingin dicapai dari aktivitas lari sprint 100 meter yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru pendidikan jasmani. Mungkin tujuan yang  diinginkan melalui   lari 100 meter adalah bagaimana siswa belajar untuk berkompetisi dengan siswa lainnya, melatih daya ledak anaerobik dls sehingga dapat dikatakan, sekali lagi, pemilihan dan penetapan tujuan materi ajar disesuaikan dengan kondisi siswa yang telah diketahui sebelumnya oleh guru pendidikan jasmani.
No
Pendidikan Jasmani
Olahraga
1
Diselenggarakan terutama di lingkungan sekolah
Terutama di luar sekolah dan masyarakat
2
Mengacu pada pembinaan hidup sehat
Pembinaan dan peningkatan prestasi
3
Mata ajar wajib di sekolah
Sukarela di masyarakat
4
Dikelola di bawah wewenang Mendiknas
Menpora bersama organisasi olahraga
5
Cenderung memasyarakatkan olahraga
Mengolahragakan masyarakat
Tabel perbandingan pendidikan jasmani dan olahraga (Nurhasan, 2005)
3. Aspek Tujuan
3.1. Tujuan Pendidikan Jasmani
Selaras dengan tujuan pendidikan maka tujuan pada pendidikan jasmani tidak terpaku pada tujuan jasmaniah saja. Tujuan pendidikan jasmani adalah perkembangan individu secara menyeluruh yang meliputi ranah / domain kognitif, afektif dan psikomotor. Berikut akan dijelaskan ketiganya :
a.   Kognitif
 Berhubungan dengan intelektual yang meliputi pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Contohnya adalah pemahaman tentang peraturan perwasitan dan pertandingan, petunjuk berolahraga yang baik dan benar dan menyusun strategi  olahraga beregu.
b.  Afektif
 Berhubungan dengan emosi seperti minat, sikap, apresiasi / penghargaan dan penyesuaian diri. Contohnya adalah ketertarikan terhadap aktivitas jasmani, bersikap pantang menyerah dan tidak putus asa, sportif, mengakui keunggulan orang lain dan mampu bersosialisasi dengan beragam karakter manusia.
c.   Psikomotor
 berhubungan dengan gerak tubuh seperti gerakan berlari, melompat dan melempar dan menendang.
3.2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pada olahraga tujuan yang ingin dicapai jauh berbeda 180˚  dibandingkan dengan pendidikan jasmani. Tujuan yang ingin dicapai pada olahraga adalah pencapaian prestasi optimal.
E. Guru Pendidikan Jasmani sebagai Suatu Profesi
Apakah semua pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah profesi. TIDAK. Pada beberapa pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah profesi, namun banyak yang tidak termasuk sebagai profesi. Sebagai contoh penjaga toko, penjual gado-gado, penyanyi, artis adalah sebuah pekerjaan, namun bukanlah sebuah profesi.
Pekerjaan untuk dapat dikatakan sebagai sebuah profesi haruslah memenuhi beberapa persyaratan. Menurut Frost dan Snyder ciri dari suatu profesi adalah :
  1. Membutuhkan pengetahuan khusus untuk menekuni pekerjaan
  2. Pengetahuan khusus itu diperoleh melalui pendidikan yang intensif dan relatif lama  pada lembaga pendidikan
  3. Adanya standar perilaku dan pencapaian yang tinggi yang dikontrol oleh ikatan atau asosiasi profesi dan oleh kode etik profesi
  4. Praktek profesi diatur oleh negara dalam bentuk lisensi
Dari persyaratan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru pendidikan jasmani adalah sebuah pekerjaan dan juga profesi. Tetapi apakah guru pendidikan jasmani sudah bekerja profesional ?? Jawaban sangat tergantung dari masing-masing individu, tetapi sudah selayaknya para guru (bukan hanya pendidikan jasmani) bekerja secara lebih profesional karena kesejahteraan guru telah dijamin melalui sertifikasi guru yang telah diterapkan oleh pemerintah pada saat ini.


















BAB III
DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI


Pengantar :
Berbicara tentang filsafat adalah membahas sesuatu hal yang susah-susah gampang. Filsafat adalah suatu hal yang tidak kelihatan / nyata namun harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Menurut kamus bahasa yunani, filsafat berasal dari kata philosophia yang merupakan gabungan dari kata philia = cinta ; sophia = kebenaran / kebijaksanaan. Dapat diartikan secara kasar filsafat sebagai “mencintai kebenaran”. Seseorang yang berupaya menemukan kebenaran terdalam dari sesuatu dapat disebut juga sebagai filsuf.
~ Cara Pandang Terhadap suatu hal ~


Pertanyaan Individu :
  1. Apa arti hidup bagi anda ?
  2. Apa yang harus dilakukan dalam hidup ini ?
  3. Bagaimana hidup yang benar menurut anda ?
  4. Apakah anda membutuhkan suatu pegangan / tuntunan dalam menjalani hidup ?
  5. Bila anda membutuhkan tuntunan hidup, darimana anda mendapatkan tuntunan tersebut ?
  6. Apakah anda sekarang memiliki sebuah pandangan hidup / prinsip ?
  7. Apakah prinsip hidup anda ?
  8. Bagaimana anda mempraktekkan prinsip hidup tersebut dalam kehidupan nyata ?
  9. Apakah anda mengalami kendala dalam mempraktekkannya ? Apa ?
  10. Apakah anda memiliki filsafat hidup ?

A. Proses Terjadinya Filsafat :
Pengetahuan – dianalisis – kebenaran – nilai – keyakinan dasar
Keyakinan dasar inilah yang membentuk filsafat seseorang yang akan mempengaruhi dan menentukan perilakunya.



B. Kegunaan Filsafat dalam Pendidikan Jasmani :
  1. menentukan arah dan tujuan pendidikan jasmani
  2. menganalisis dan menilai tujuan yang sudah ada
  3. meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani

C. Aspek Filsafat :
  1. Metafisika
Berhubungan dengan “keberadaan” dan mempelajari hakikat sesungguhnya dari sesuatu. Misalnya : apakah alam semesta ini mempunyai arti bagi kehidupan ? Apakah pendidikan jasmani memiliki arti yang penting bagi kehidupan ?
2.      Epistemologi
Berhubungan dengan pengetahuan. Misalnya : manfaat air di jelaskan dalam kitab suci ; manfaat pendidikan jasmani menurut pendapat para ahli dll
3.      Aksiologi
Berhubungan dengan nilai. Nilai berhubungan dengan hal yang berarti atau tidak berarti, penting atau tidak penting Baik nilai umum / obyektif maupun nilai subyektif / individu.
4.      Logika
5.      Etika (sopan santun)
6.      Estetika (keindahan)


Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".(wikipedia.com)

D. Filsafat Pendidikan Jasmani
            Berikut dibawah ini akan diulas tentang lima aliran filsafat dalam hubungannya dengan pendidikan jasmani :


1. Idealisme Pendidikan Jasmani
a. Pendidikan jasmani bukan hanya berkenaan dengan jasmani, tapi juga pikiran. Hal ini berarti bahwa pendidikan jasmani harus memberikan sumbangan bagi perkembangan intelektual seseorang.
b. Latihan berat yang menekankan pada aktivitas kekuatan dan kesegaran jasmani dapat dipilih bila aktivitas tersebut dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan kepribadian seseorang, bukan hanya sekedar perkembangan aktivitas fisik.
c. Aktivitas jasmani harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani, kreatif, sportif dll. Siswa mempunyai peran  dan keleluasaan yang tinggi untuk mengembangkan diri.
d. Guru harus menjadi bentuk contoh yang baik dan layak menjadi contoh bagi siswa.
e. Bimbingan yang tegas dan sungguh sungguh jauh lebih penting daripada fasilitas dan peralatan karena guru sangat berperan dalam keberhasilan program.
     
B. Realisme Pendidikan Jasmani
f. Pendidikan jasmani membantu menyiapkan siswa  menyesuaikan diri dalam kehidupan nyata sehari-hari.
g. Pendidikan jasmani menghasilkan produktivitas yang tinggi sehingga seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik maka mungkin produktif dalam masyarakat.

C. Pragmatis Pendidikan Jasmani
h. Siswa akan memperoleh pengalaman yang beragam dan bermakna melalui berbagai macam aktivitas / kegiatan.
i. Aktivitas bersifat sosialisasi yang berhubungan dengan olahraga beregu dan aktivitas kelompok yang dapat membantu siswa belajar terlibat secara kelompok.
j. Program ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa.
k. Guru adalah seorang motivator
l. Standatisasi bukan bagian dari program

D. Naturalisme Pendidikan Jasmani
m. Aktivitas jasmani bukan sekedar aktivitas gerak, namun juga sarana mengembangkan potensi individu.
n. Siswa dapat belajar bila ia telah siap secara fisik dan mental
o. Aktivitas permainan adalah bagian penting dari program pendidikan
p. Tidak menganjurkan kompetisi antar individu / kelompok, namun perbaikan dalam diri sendiri.
q. Pendidikan jasmani mencakup individu seutuhnya (fisik dan mental)

E. Eksistensialisme Pendidikan Jasmani
r. Siswa bebas memilih aktivitas yang akan dilakukannya.
s. Terdapat beragam aktivitas yang dapat dipilih
t. Aktivitas yang bersifat kompetitif (menang-kalah) tidak disarankan, melainkan lebih condong pada aktivitas pengembangan kreativitas.
u. Siswa belajar mengenal dirinya sendiri
v. Guru adalah konselor/ pemberi saran dan masukan

Dari kelima aliran filsafat tersebut diatas, coba untuk telaah, analisis dan pilih point-point yang menurut anda layak dan semestinya menjadi point penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan berikan alasan pemilihan point tersebut. Rangkum menjadi satu sesuai dengan pertimbangan yang anda buat dan temukan filsafat pendidikan jasmani anda sendiri.

Essay :
Menurut anda :
1. Guru Pendidikan Jasmani yang baik adalah yang memiliki sikap :
      - ....................................................................................................................................................
      -....................................................................................................................................................
      -...................................................................................................................................................
2. Guru Pendidikan Jasmani yang baik adalah yang memiliki pola / cara mengajar :
      -....................................................................................................................................................
      -...................................................................................................................................................
      -..................................................................................................................................................
3. Hal- hal yang anda tekankan dalam pengajaran pendidikan jasmani :
      -..................................................................................................................................................
      -..................................................................................................................................................
4. Gambarkan karakteristik pengajaran yang ingin anda laksanakan berdasarkan filsafat yang anda miliki saat ini  (serta pertaanyaan lainnya)

BAB V
DASAR PSIKOLOGIK PENDIDIKAN JASMANI

Teori belajar berdasarkan teori psikologi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu teori koneksionis dan teori Kognitif. Teori koneksionis adalah teori yang menekankan pada hubungan stimulus dan respon. Teori Kognitif adalah teori yang menekankan pada persepsi, keyakinan atau sikap manusia terhadap lingkungan. Teori dari Thorndike dan Skinner adalah contoh teori belajar yang termasuk dalam kelompok teori koneksionis, sedangkan teori Gestalt dan Sibernatik Umpan Balik adalah contoh teori belajar Kognitif.

A.    Teori Belajar Koneksionis
Koneksionis berasal dari kata connect yang berasal dari bahasa Inggris atau kata koneksi yang berasal dari bahasa Indonesia yang berarti hubungan. Dalam teori ini koneksi / hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara stimulus dan respon. Stimulus dapat diartikan sebagai pemberi rangsang atau pemberi aksi, sedangkan respon dapat diartikan sebagai tanggapan atas rangsang yang diberikan oleh stimulus atau reaksi. Contoh : Richie melempar spidol ke arah Rita dan kemudian spidol itu ditangkap oleh  Rita. Stimulus pada contoh diatas adalah Richie melempar spidol, sedangkan responnya adalah Rita menangkap spidol tersebut. Dapatkah anda memberikan contoh hubungan stimulus dan respon yang lain ?

1.  Teori Belajar Thorndike
Dalam teori yang dikemukakan oleh Thorndike, terdapat tiga hukum dalam teori hubungan stimulus dan respon (Koneksionis). Ketiga hukum tersebut adalah :
a. Hukum Kesiapan
                          Menurut Thorndike, individu / siswa akan dapat belajar jauh lebih cepat dan efektif bila ia telah siap. Kata siap dapat diartikan siap secara menyeluruh, baik secara fisik maupun mental. Siap secara fisik berarti kondisi tubuhnya siap untuk menerima materi belajar tersebut. Misalkan seorang siswa mengalami sakit kepala yang berat, maka dapat dikatakan ia tidak siap secara fisik sebab ia akan merasa kesakitan dan hal ini menyebabkan ia sukar berkonsentrasi sehingga materi belajar tidak dapat diserapnya secara baik. Contoh  lain, Guru penjas berencana akan mengajarkan para siswa kelas 3 SD untuk belajar menembak / melempar bola basket ke arah ring basket. Bila bola dan ring yang digunakan adalah berukuran standar, maka dapat dipastikan siswa akan mengalami kesulitan dalam melempar bola sehingga proses belajar tidak dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Mengapa ini terjadi ? Sebab guru tersebut tidak memperhatikan tingkat kesiapan fisik siswa yang diajarnya. Ia tidak memperhatikan kekuatan lengan, postur tubuh dan kondisi fisik para siswanya sehingga proses belajar tidak dapat berjalan dengan baik.
              Siap secara mental berarti ia siap secara psikologis. Tidak dalam kondisi bingung, takut, frustasi sampai pada tahap yang lebih serius. Dengan kondisi mental yang prima maka siswa akan siap untuk menerima materi ajar dengan baik.
              Apa yang dapat disimpulkan dari hukum kesiapan ini ? Para calon pendidik hendaknya memahami dengan seksama bahwa siswa akan dapat menerima materi belajar dengan baik dan efektif bila siswa berada dalam kondisi siap menyeluruh yaitu siap secara fisik dan mental. Hal ini berarti para calon pendidik hendaknya belajar menciptakan kondisi belajar yang dapat membuat dapat membuat siswa siap untuk belajar, siap secara fisik dan mental.
b. Hukum Latihan
                          Practice Makes Perfect” adalah slogan yang banyak digunakan dalam dunia olahraga. Slogan tersebut dapat berarti bahwa latihan dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan. Apakah setiap latihan dapat meningkatkan kemampuan ? Tidak. Hanya latihan terarah dan dilandasi dengan  konsep yang benarlah yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan.
c. Hukum Pengaruh
                          Seorang individu cenderung untuk mengulangi pengalaman-pengalaman yang memuaskan dan menyenangkan daripada pengalaman-pengalaman yang mengganggu dan tidak menyenangkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang menyukai semua hal yang dapat menyenangkan dirinya. Ini adalah kebenaran yang umum dapat diterima semua orang dan ini juga adalah pendapat yang diutarakan oleh Thorndike. Implikasi dari hukum ini adalah seorang calon pendidik hendaknya mampu memberikan pengaruh yang positif dengan menciptakan situasi sedemikian rupa agar para siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan  dirinya.

2. Teori Belajar Skinner
              Skinner terkenal dengan teori belajarnya yang disebut teori Operant Conditioning. Operant dan Conditioning adalah dua kata yang berasal dari bahasa Inggris. Operant dapat berarti respon, conditioning dapat diartikan sebagai pengkondisian atau menciptakan keadaan tertentu. Bila kedua kata tersebut digabungdan diartikan maka dapat ditafsirkan sebagai menciptakan kondisi respon yang diinginkan. Tenaga pendidik adalah seseorang yang menciptakan kondisi respon tersebut, sedangkan para siswa adalah seseorang yang melakukan respon. Inti dari teori ini adalah bila siswa melakukan hal yang benar, tepat, baik dan positif maka berikan apresiasi yang positif. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan raut muka yang ceria, bahasa tubuh yang terbuka dan tutur kata yang positif sehingga dengan melakukan dan menciptakan kondisi ini diharapkan para siswa akan dapat mengulangi dan melakukan hal yang baik, tepat, baik dan positif tersebut.

B. Teori Belajar Kognitif
                  Dalam bahasan ini akan diulas dua teori dari teori belajar kognitif, yaitu teori belajar keseluruhan (Gestalt) dan teori sibernatik umpan balik . Berikut ulasannya :

1. Teori Belajar Keseluruhan (Gestalt)
              Gestalt bukanlah sebuah nama seseorang, namun nama dari teori keseluruhan ini. Teori ini dikembangkan oleh beberapa ahli dari luar negeri. Menurut teori Gestalt, ”semakin besar pengertian yang dimiliki individu tentang tindakan yang lengkap, semakin baik kemampuan / ketrampilannya”. Sebagai contoh : Guru penjas mengajarkan teknik mendrible bola basket. Agar para siswa memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan drible maka guru harus menjelaskan dengan detail bagaimana posisi tangan sebelum menyentuh bola, saat bersentuhan dengan bola serta bagaimana posisi tangan setelah mendrible bola, bagaimana posisi dan sikap tubuh dll. Dengan memberikan pengertian tentang serangkaian tindakan secara lengkap maka diharapkan ketrampilan / kemampuan siswa akan meningkat.

2. Teori Belajar Sibernatik Umpan Balik (Komputer)
                          Menurut teori ini, sistem kerja syaraf seperti halnya sistem kerja komputer.  Dalam proses belajar, terdapat beberapa tahapan dalam pemrosesan informasi yaitu tahapan masukan, pengiriman, pemrosesan, keluaran dan umpan balik. Umpan balik adalah bagian yang amat penting untuk pencapaian tujuan belajar. Oleh karena itu, bila keluaran yang dilakukan oleh para siswa belum mencapai tujuan belajar, maka pendidik hendaknya memberikan umpan balik kepada siswa. Umpan balik dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan, mengetes pemahaman siswa dll. Umpan balik penting sekali untuk dilakukan oleh pendidik sebab dengan memberikan umpan balik maka pendidik akan mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan belajar. Bila tujuan belajar belum tercapai, maka pendidik dapat memberikan masukan informasi yang lebih mudah dipahami oleh para siswa. Informasi atau masukan dari pendidik tersebut akan dikirim, diproses lebih lanjut oleh siswa dengan harapan agar target tujuan belajar dapat tercapai.

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
                              Para calon pendidik seyogyanya memahami dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seorang individu. Dengan memahami dengan baik faktor-faktor tersebut diharapkan para calon pendidik dapat meningkatkan keberhasilan proses  belajar mengajar.

1. Motivasi
                        Berasalnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang berasal dan tumbuh murni dari dalam diri seseorang individu tanpa mendapatkan pengaruh dari orang lain dan pihak luar. Motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri seorang individu. Motivasi ini dapat berasal dari keluarga, teman, orang lain bahkan musuh. Motivasi ini menggerakkan seorang individu untuk melakukan suatu hal. Kedua jenis motivasi tersebut adalah kuat dan penting namun motivasi internal adalah hal utama untuk dapat lebih menggerakkan dan menggiatkan seorang individu.

2. Kedewasaan
                  Kedewasaan belajar berkaitan erat dengan kemampuan seorang individu untuk menjalankan tugas belajar yang dikehendaki. Penemuan yang paling penting dari teori kedewasaan ini adalah ditemukan fakta bahwa kegiatan belajar berjalan dengan paling cepat pada waktu pengalaman belajar yang dialami individu sesuai dengan kemampuan intelektual dan jasmani mereka.

3. Perbedaan – Perbedaaan Individu
                  Setiap individu adalah seseorang yang unik. Dikatakan unik sebab tidak ada seorangpun di dunia ini yang memiliki kesamaan persis. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perbedaan individu sangatlah kompleks. Sebagai contoh ada siswa yang kaya dan miskin, ceria dan pemurung, mudah marah dan sabar, pintar dan kurang pintar, memiliki kemampuan fisik yang prima dan tidak fit, perbedaan laki-laki dan perempuan dll. Seorang calon pendidik harus menerapkan prinsip ini dengan sempurna sebab dengan memahami prinsip perbedaan individu ini, calon pendidik dapat memahami dan menerima setiap individu apa adanya tanpa membedakan mereka dengan individu lainnya serta menggunakan pola pendekatan yang bervariatif untuk menghadapi beragam individu untuk mencapai tujuan belajar yang lebih baik.




4. Penguat
                  Penguat adalah serangkaian tindakan yang diberikan oleh pendidik kepada siswa apabila siswa dapat melakukan tugas kerja yang dikehendaki atau memberikan respon dengan baik. Penguat diberikan dengan tujuan agar siswa dapat memberikan respon atau dapat melakukan tugas kerja yang dikehendaki pada kemudian hari. Penguat dapat diberikan pendidik dalam bentuk ucapan verbal, bahasa tubuh dll berupa pujian, penghargaan, koreksi dan umpan balik. Pemberian penguat akan efektif bila dilakukan dengan segera setelah siswa memberikan respon atau melakukan tugas belajar dengan baik.

5. Intelegensia
                  Setiap individu memiliki tingkat intelegensi atau kecerdasan yang berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini. Perbedaan intelegensi akan menyebabkan perbedaan tingkat pemahaman materi belajar antar siswa satu dengan lainnya. Ada siswa yang mampu menyerap materi ajar dengan sangat cepat, namun ada pula siswa yang memiliki daya serap yang lambat. Pendidik hendaknya memahami hal ini agar ia dapat menolong siswa dengan tingkat intelegensi yang kurang dengan cara yng sedemikian rupa agar siswa tersebut dapat menerima materi ajar dengan baik sehingga tujuan belajar dapat tercapai.





             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar